Metode Menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Salah satu hal yang paling penting agar Islam selalu bersinar di Dunia ini adalah dengan cara berdakwah atau menyampaikan Amar Ma’ruf Nahyi  Mungkar. Oleh karena nya setiap Muslim sesungguhnya memiliki kewajiban untuk menyampaikan Amar Ma’ruf  Nahyi Mungkar.
            Dalam kegiatan sehari-hari selalu saja kita melihat orang Islam yang masih saja melanggar hukum syariat islam baik itu secara sadar, maupun tidak disadari oleh pelakunya. Maka dari itu sangat wajib sekali bagi kita sebagai umat muslim agar menjalankan amar ma’ruf nahyi mungkar karena sifat dasar manusia adalah Sering salah dan lupa.
Ketika kita melakukan amar ma’ruf nahyi mungkar kepada saudara sesama muslim kita, tentunya harus memperhitungkan situasi dan kondisi ,serta memperhitungkan metode yang tepat untuk disampai kepada penerima amar ma’ruf nahyi mungkar itu. Misalkan, ketika kita menemukan seseorang yang sedang berjudi, lalu kita ingin menghentikan kegiatan tersebut. Maka disitu kita tidak boleh serta merta melarang kegitatan tersebut dengan perkataan yang mungkin menyakiti para penjudi tersebut. Kita harus memikirkan cara agar pesan dakwah kita sampai dan dapat diterima dengan baik oleh para penjudi tersebut, sehingga dapat lebih mudah untuk mereka dalam menerima Hidayah dari allah SWT.
Berkaitan dengan metode, disini kami akan menjelaskan beberapa metode dalam berdakwah atau menyampaikan amar ma’ruf nahyi mungkar, tentunya dengan mengambil dalil dari Al-Qur’an. Berikut ini beberapa Metode yang dapat diterapkan oleh seseorang dalam beramar ma’ruf nahyi mungkar :
1.      Membangun pribadi yang baik sebelum menyampaikan amar ma’ruf nahyi mungkar.
            Dalam surat Al- Ahzab ayat 21 .
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
            Seperti apa akhlak Rasulullah sehingga patut, layak diteladani. Aisyah ra, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw, beliau berkata: “Akhlaknya adalah Al-Qur’an”.  cara ini dilakukan Rasul dengan memberi keteladanan kepada objek dakwah, dengan keindahan akhlaknya, tentang bagaimana beribadah, menjaga diri dan bagimana cara bermu’amalah dengan sesama muslim atau dengan yang bukan muslim. Rasulullah Memberi teladan bagaimana menjadi anak yang baik, ayah yang baik, suami yang baik, saudara yang baik, pemimpin yang baik, saudara yang baik.[1]
2.      Menyampaikan dengan penuh kelemah lembutan.    
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 159 ;
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Yang Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
3.      Menyampaikan Pesan Dengan Bahasa Yang Dipahami
            Poin yang kegita ini menjelaskan bahwa betapa pentingnya nilai sebuah bahasa, karena bahasa dapat memberi efek yang baik atau buruk kepada mad’u. contoh, seseorang yang sudah kuliah tidak bisa menyampaikan ajaran islam dengan menggunakan perkataan yang sehari-hari disamai kepada teman kuliahnya, namun dia harus menggunaka bahasa anak-anak agar anak dapat mencerna perkataan dengan lebih mudah.
Firman Allah dalam QS. Ibrahim Ayat 4
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dan Kami Tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memeberi penjelasan kepada mereka”. QS. Ibrahim: 4. Hal ini dapat dipahami bahwa ketika sesorang berdakwah dikalangan intelektual, bisa menggunakan bahasa-bahasa ilmiah. Ketika kita berdakwah di kalangan masyarakat yang tingkat pendidikannya lebih rendah baiknya menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah mereka pahami. Kalo  menggunakan bahasa-bahasa ilmiah untuk mereka yang tingkat pengetahuannya rendah tentunya akan sulit bagi mereka untuk memahaminya. Dengan  demikian dapat menggunakan bahasa sesuai dengan objek yang hendak kita dakwahi.
4.      dengan hikmah, nasehat yang baik, dan berbantahan dengan cara yang baik
         
          Hikmah diartikan kebijakan, kearifan, makna yang mendalam, makna yang terkandung dibalek suatu peristiwa.  Penjelasan tentang hikmah dapat memudahkan dan menjadikan seseorang tertarik mendengar, bersemangat sesuatu yang disampaikan seorang da”i.
          Lalu ketika kita menghadapi permasalahn dakwah dengan menemukan orang yang selalu mendebat tentang ajaran kebenaran kita, maka jangan sekali-sekali kita mendebatnya dengan cara yang tidak baik. Karena hal itu malah akan semakin menjadikan mad’u kita akan semakin lari dari apa yang kita serukan.
firman Allah :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Q.S An-Nahl ayat: 125.

5.      membalas kejahatan dengan kebaikan           
            Dalam membalas suatu kejahatan terkadang dan memang sudah semestinya tidak harus dengan kejahatan. Kita sebagai muslim memiliki sifat dan sikap sendiri dalam membalas suatu kejahatan, yaitu dengan berserah diri kepada Allah SWT, dan bersabar. Tawakal kepada allah adalah salah satu contoh yang diberikan Nabi SAW kepada kita selaku umat muslim. Dengan begitu, maka lama-kelamaan orang jahat itu akan sadar dengan sendirinya, entah itu karena sebuah teguran langsung dari allah atau apapun. Yang jelas kita hanya berkewajiban menluruskan jika dia melenceng dari jalur agama.
firman Allah :
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Dan orang yang sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)”. Q.S Ar Ra’du ayat: 22.
6.      memakai perumpamaan-perumpamaan dalam berdakwah.

            Dalam berdakwah menyampaikan Ama Ma’ruf nahi mungkar kita perlu memberikan iming-iming kenikmatan yang Hakiki yang telah allah sebutkan dalam Al-qur’an, seperti diantaranya seperti Pahala yang tak terhingga yang akan didapat bagi orang yang bersabar.
Firman Allah :

وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“ Dan sesungguhnya, telah kami buatkan dalam Al-Qur’an ini segala perumpamaan bagi manusia agar mereka mendapat pelajaran”. Q.S Az Zumar:27. Dalam  ayat lain Allah memberi contoh bagaiamana menjelaskan sesuatu dengan perumpamaan, dalam surat al baqarah ayat 261 :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

”perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”. Q.S Al-Baqarah: 261

7.      mempermudah jangan mempersulit.
           
            Artinya awali dakwah itu dari hal-hal yang mudah dan menyenangkan.  Kayak dalam hukum fiqh ada rukshah ada azimah. Azimahnya shalat wajib sehari semalam lima waktu, jika mushafir rukhsahnya menjadi 3 waktu dengan menjamak shalatnya.  Dhuhur dijamak dengan ashar, magrib dengan isya, subuh satu waktu. Azimahnya shalat wajib berdiri, namun jika sakit boleh sambil duduk, tidak sanggup duduk boleh berbaring. Azimahnya shalat wajib berwudhu, jika dalam keadaan sakit atau musafir rukshahnya boleh bertayamum dengan debu atau partikel debu yang menempel di salah satu tempat yang diyakini suci tidak bernajis.
Allah Berfirman :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.


[1] Ainal Mardhiah (Dosen tetap pada Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh) - 10 Metode Dakwah Dalam Al Qur’an.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ceramah Tentang Akhlak Dalam Islam

PERBEDAAN MADZHAB STATUS HALAL-HARAM HEWAN

MAKALAH TEORI KOMUNIKASI MENURUT BUKU LITTLE JHON