Evaluasi Diri
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ
الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ،
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ .أ مَّا بَعْدُ
Memasuki
hari-hari akhir ramadhan, pada tempatnya kita melakukan introspeksi, pada
tempatnya kita melakukan evaluasi. Kalau bulan Ramadhan ibarat bulan kawah
canddra dimuka, dimana kita dilatih digembleng digojlog jiwa kita ini…. Maka…
seorang petinju masuk latihan,.... keluar
latihan tentu saja tinjunya makin hebat.
seorang
petenis masuk latihan, keluar latihan tenisnya makin hebat, itu...... atlit,
kalau latihan tiap hari tapi main kalah terus!... orang kan menilai “ buat
apa latihan bung kalau mainya kalah terus” !...
Sepanjang Ramadhan ! sebulan penuh kita digojlog, digembleng,
dilatih, untuk apa !!? menghadapi hidup sebelas bulan sesudahnya. Kalau setelah
ramadhan kita kalah lagi oleh syetan, kalah lagi oleh iblis, alamat latihan
kita di bulan ini ! … tidak membawa hasil yang diharapkan.
Nah , sebagai bagian dari
introspeksi itu , pada kesempatan ini,.. saya ingin menyampaikan sebuah
hadits,… yang memberikan gambaran kepada kita, bahwa lagi-lagi ibadah pada
dasarnya merupakan satu totalitas, satu keutuhan, yang satu berkait dengan yang
lain.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
,
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Ayat ini –
secara eksplisit — menyebutkan perintah “bertaqwa” kepada Allah (ittaqûLlâha).
Disebutkan dalam Tafsîr ibnu Katsîr bahwa taqwa sendiri diaplikasikan dalam dua
hal, menepati aturan Allah dan menjauhkan diri dari laranganNya. Jadi,
tidak bisa kita mengatakan “saya telah menegakkan shalat”, setelah itu berbuat
maksiat kembali. Karena makna taqwa sendiri saling bersinergi, tidak dapat
dipisahkan. Bandingkan dengan penjelasan al-Qurthubiy dalam kitab tafsirnya
Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân, yang menyatakan bahwa perintah taqwa (pada
rangkaian ayat ini) bermakna: “Bertaqwalah pada semua perintah dan larangannya,
dengan cara melaksanakan farâidh-Nya (kewajiban-kewajiban) yang dibebankan oleh
Allah kepada diri kita — sebagai orang yang beriman — dan menjauhi
ma’âshî-Nya(larangan-larangan) Allah, yang secara keseluruhan harus kita
tinggalkan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Satu hari ketika sedang
kumpul dengan para sahabat, baginda Rasulillah shalallaahi ‘alaihi wa alihi
wassallam, bertanya kepada para sahabat,
أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ
sahabat- sahabat sekalian, kalian tahu, siapa sih orang yang bangkrut itu ?
orang yang sial, orang yang tidak beruntung ! siapa mereka ?
bangkrut, sial, tidak beruntung, merugi, kalimat yang kita, mendengarnya
saja sudah risih, apalagi mengalaminya.
Semua kita ingin menghindar dari kebangkrutan, kerugian, kesialan !, nah
nabi bertanya itu kepada sahabat, tahu nggak kamu siapa orang yang bangkrut,
orang yang sial, orang yang tidak beruntung !
macam-macamlah jawaban para sahabat
ketika itu. Ada yang menjawab :
يَا رَسُوْل :اَلْمُفْلِسُ
فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ
مَتَاعَ
menurut pendapat kami ya rasul, orang bangkrut, orang sial, orang tidak
beruntung itu man la dirhama lahu wala mata’ , orang yang tidak punya uang , dan tidak punya harta,
apalagi macam mau lebaran macam begini, orang yang tidak punya uang dengan
orang yang punya uang, janganlah gaya hidupnya gaya jalannya saja lain,
Uang itu katanya raja !! katanyaa!! …. Lidah yang paling pasih untuk bicara!, “uang”!!,
senjata yang paling ampuh kemedan
perang !! , “uang”!!,
urusan macet dibicarakan dengan
lidah, bicarakan dengan uang!! Tokcer!..... meriampun tidak akan bunyi kalau
ditutup dengan uang !!. dan begitu seterusnya. Begitu jawaban sebagian sahabat, dan begitu juga pandangan banyak
kita sekarangg ini.
Begitulah memang, bahwa matrealisme,
hedonism, menggiring kita untuk menilai seseorang dari penampilan, maka
berpayah-payahlah kita menghabiskan sejumlah dana, untuk mengurus penampilan
ini.
Pengusaha
tidak bonafit kalau menandatangani
kontrak tidak pakai jam tangan rolex, pulpennya mont blanc,sepatunya wah,
mobilnya wah!! Bajunya wah !! dasinya wahh !! begitulah kebanyakan kita
sekarang ini.
Berpacu menata penampilan. Orang
yang bangkrut !! yang tidak mempunyai
itu semua!! Tidak punya uang, tidak punya harta, hidup Cuma sekedar
mengumpulkan keinginan-keinginan... dan seterusnya.
Mendengar jawaban ini ,Rasul senyum
“ ndaa… bukan iitu orang bangkrut, bukan yang tidak punya uang, bukan yang
tidak punya harta….
إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي
Orang yang bangkrut, yang sial, yang
rugi dari golongan umatku sendiri, renungkan ini … umatkuuu, tidak usah
cerita Yahudi, Nasrani, umatku yang akan bangkrut, siapa mereka ?!
مَايَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ ,وَصِيَامٍ
,وَزَكَاةٍ،
Yaitu Orang-orang yang besok di hari kiamat ! dia datang
menghadap Allah dengan membawa pahala sholat, Tuhan inilah pahala sholat saya,
karena memang di dunia dia tukang sholat. Ini sholat yang wajib,ini sholat yang
sunnah, rawatibnya, nawafilnya
وَصِيَامٍ
Dia juga datang menghadap Allah dengan membawa pahala
puasa, puasa wajib Ramadha, puasa sunnah senin kamis, puasa sepuluh hari
syawal, puasa Rojab, dan begitu seterusnya
وَزَكَاةٍ
Dia juga datang
dengan membawa pahala zakat karena di dunia dia juga bayar zakat, suka
shodaqoh dan sesterusnya.
Disatu sisi, dia datang menghadap Allah membawa pahla pahala seluruh ibadahnya , ya
sholat , ya puasa , ya zakat.
Cuma sayaaang kata nabi ! dilain pihak dia datang juga
membawa
kesalahan!!, kesalahan apa ??
وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا
Dia juga datang
bawa kesalahan, karena waktu hidup dia pernah mencaci maki orang lain
شَتَمَ هٰذَا
Pernah mencaci
maki orang lain !!
وَقَذَفَ هٰذَا،
Pernah
memfitnah orang lain !!
وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا،
Pernah memakan
harta orang dengan cara yang bathil !!
وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا،
Pernah
mengalirkan darah orang lain tanpa alasan yang benar !!
Kalau ini yang terjadi!! Bagaimana nasib ?!!
Disatu sisi datang membawa
pahala ibadah kepada Allah, dilain sisi
datang membawa kesalahan karena pernah menyakiti orang lain.
Kalau inilah yang terjadi
!! makaaa kata nabi, ketika dia sedang asyik…. lapor, Tuhan
ini pahala sholat saya, datang orang lain, sebentar dulu Tuhan, dia memang ahli
sholat, tapi saya pernah dicaci maki di depan orang banyak tanpa alasan yang
benar, hancur hati saya, di dunia saya tidak bisa menuntut dia karena posisinya
lebih tinggi, disini saya mau nuntut keadilan. “ Benar orang ini pernah kau
caci maki ? , iya Tuhan, “ tanpa salah ? , iya Tuhan, “ Cuma untuk menunjukkan
prestasimu sebagai orang besar, orang berpengaruh, orang berwibawa, enak saja
kau caci maki orang di depan orang banyak”? , iya Tuhan , “ Sini, pahla
sholatmu, berikan kepada orang yang kau caci maki itu, pahla sholatmu, berikan
kepada orang yang kau caci maki itu.
Lalu ..... Tuhan inilah pahla puasa saya, datang lagi orang, sebentar
Tuhan, dia memang tukang puasa, tapi saya pernah difitnahnya, tercoreng arang
di dahi, rusak nama saya, hancur privaci saya, saya ndak bisa kemana-mana lagi
dalam hidup ini, saya menuntut keadilan karena di dunia saya tidak berani, “
Benar kau pernahh fitnah dia ?”, ya Tuhan, “ Kau tahu lidah itu kecil
bentuknya, besar akibatnya, akibat ulahmu memfitnah dia, hancur namanya, tercoreng arang di dahinya,
kemanapun dia pergi tidak sanggup lagi mengembangkan diri !, ya Tuhan, “Ayo
pahla puasamu , berikan orang yang kau fitnah itu”!
Tuhan ini ini pahala zakat
saya, datang lagi orang, Sebentar Tuhan, dia memang bayar zakat, tapi dia
pernah memakan harta saya dengan cara yang zhalim, menggelapi uang negara,
menggelapi uang anak yatim, menggelapi uang wakaf dan lain sebagainya. Di dunia
tidak ada yang bisa menuntut, karena dengan uangnya dia bisa menyumpal hakim,
dia bisa beli keadilan, dia bisa beli hukum.
karena kata orang di dunia banyak pengadilan, tapi sulit mencari
keadilan, Pengadilan banyak, keadilan yang sulit,
saya menuntut keadilan!! . “ Benar orang ini pernah kau makan hartany a dengan cara yang zhalim ?”, iya Tuhan, “
Sini pahala zakatmu kau berikan kepada orang yang kau makan hartanya dengan
cara yang zhalim, inilah nasib
. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ
يَقْضَى مَا عَلَيْهِ،
Kalau habis sudah pahala ibadahnya, diberikan kepada orang, sedangkan yang
menuntut masih banyak, orang yang dia zhalimi masih banyak, orang yang ia makan
hartanya dengan zhalim masih banyak, orang yang dia fitnah masih banyak.
Apa yang terjadi ?? !
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
Kesalahan dan dosa orang yang dia fitnah, dia caci maki, dia makan hartanya, ! diambil ! diberikan kepadanya, dan pada
akhirnya
. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Diberikanlah dia, dilemparkanlah dia ke neraka. Sudah pahala dipreteli,
dosa diberikan pula.
Ini kan bangkrut, ini kan sial namanya, ini kan tidak
beruntung namanya. Ibarat orang dagang, sudah modal habis , tagihan hutang
masih datang teruus. Wajar kalau akhirnya kita terkena perkara !
Oleh karenanya kita melakukan introspeksi ! , evaluasi ! “ sudah baik hubungan kita
dengan Allah di Ramadhan ini, al hamdulillah, mari kita melirik bagaimana
hubungan kita dengan sesama manusia ?. semoga evaluasi ini memberikan sebuah
arah yang memperbaiki habluminallah, dan habluminannas kita,
hubungan vertikal dan hubungan horizontal.
حذن الله وايَكم والافو منكم ,وسَلم
عليكم ورحمة الله وبركاته
Komentar
Posting Komentar